Wisata Umbul Pengging Boyolali

Umbul Pengging (Tirto Marto) Boyolali
PEMANDIAN UMBUL PENGGING (Tirto Marto) : Terletak di Kec. Banyudono, 12 km dari kota Boyolali. Pemandian ini dahulu dipakai oleh Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono X beserta kerabatnya. Umbul Pengging ini, setiap dua hari menjelang bulan Puasa diadakan Even Padusan. Selain itu, ada sebuah ritual yang dilakukan pada hari-hari tertentu, yaitu ritual merendam diri di dalam air sebatas leher yang dimulai mulai pukul 24.00 - 03.00 wib.
 Pemandian ini dahulu dipakai oleh Raja  Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Paduka Susu Wisata Umbul Pengging Boyolali
Ada tiga buah pemandian, antara lain Pemandian Umbul Manten, Pemandian Umbul Ngabean, Pemandian Umbul Dudo. Tersedia Lapangan Tenis 2 band, Arena bermain, Kios cinderamata, pemancingan, dan rumah makan lesehan, rumah makan apung, parkir yang luas

Umbul Pengging yang berada di Desa Dukuh Kecamatan Banyudono Boyolali, berdasarkan banyak sekali sumber dongeng merupakan peninggalan Ki Ageng Pengging ketika zaman peralihan kerajaan Majapahit pada Kerajaan Demak lantas dibangun oleh Keraton Surakarta. Penggunaannya pun dikhususkan untuk Raja dan kerabat kasunanan Surakarta.

Pada dasaranya sejarah berdirinya Pengging terdiri dari beberapa versi dalam suatu versi menceritakan bahwa Pengging pada jaman dahulu dibangun oleh Prabu Kusumawicitra tahun 1026M. Versi lainnya tercantum dalam serat babad yang menceritakan tokoh yang berasal dari Pengging berjulukan Adipati Andayaningrat yang merupakan raja kecil atau adipati yang menguasai wilayah sebelah selatan dan tenggara daerah gunung Merapi, akan tetapi akhirnya  Handayaningrat gugur dalam pertempuran ketika melawan kerajaan Demak.
Ki Ageng Pengging

Handayaningrat mempunyai dua orang putra yang berjulukan Ki Kebo Kanigoro dan Ki Kebo Kenongo hasil perkawinan dengan salah seorang putri raja Majapahit waktu itu. Akan tetapi dari kedua putra itu terdapat berbedaan mengenai keyakinan dalam memeluk agama. Ki Kebo Kanigoro memeluk Budha dan sebaliknya Ki Kebo Kenongo memeluk agama Islam yang lantas dikenal dengan Ki Ageng Pengging sehabis mengantikan kedudukan ayahnya.

Ki Ageng Pengging mempunyai anak yang nantinya akan menguasai Demak dan menjadi raja Pajang dengan gelar Hadiwijaya. Selama Hadiwijaya atau Jaka Tingkir  memimpin, dikabarkan daerah Pengging dijadikan daerah Keputihan yang dibebaskan dari segala macam pembayaran pajak terhadap pemerintah dan Pengging menjadi salah satu penyiaran agama Islam.
 Pemandian ini dahulu dipakai oleh Raja  Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Paduka Susu Wisata Umbul Pengging Boyolali
Nama Pengging terus berkibar pada awal kala 18 sehabis sentra kerajaan mataram pindah ke Kartasura. Pada ketika itu di daerah Pengging terdapat sebuah pesantren yang diasuh oleh Kyai Khalifah Syarif, ia mempunyai seorang santri yang berjulukan Zainal Abidin yang lalu menikah dengan putrinya. Pada karenanya Zainal Abidin mengabdi di Keraton Kartasura hingga karenanya diketahui bahwa ia ialah Padmonagaoro.

Padmonagoro inilah yang menurunkan pujangga besar Keraton Surakarta, Yasadipura I yang handal dalam kesusastraan Jawa, yang ketika meninggal dimakamkan di Ngaliyan Bendan Banyudono (kawasan daerah Pengging)  dan hingga ketika ini setiap malam Jumat Pahing makamya banyak dikunjungi orang untuk berziarah dan tradisi mandi kungkum di Umbul Sungsang. 

Menurut dongeng dari warga setempat setiap malam jumat pahing banyak pengunjung yang melaksanakan laris kungkum atau mandi berendam dengan ketinggian air setinggi leher orang dewasa. Menurut dongeng siapa saja yang bisa melakoni laris kungkum di umbul selama 40 hari untuk tujuan dan impian tertentu maka apa yang menjadi keinginannya akan terkabul.  

Kebanyakan pengunjung yang tiba umbul justru dari luar kota Boyolali bahkan tidak hanya orang biasa saja yang melaksanakan laris kungkum di umbul Sungsang. Menurut dongeng dari tokoh masyarakat setempat banyak juga dari kalangan pejabat, artis komedian serta penyanyi ibukota yang pernah tiba menjalani laris kungkum.

Tradisi kungkum belum diketahui secara niscaya bagaimana bisa berlaku hingga hingga ketika ini bahkan hingga dipercaya bisa memperlihatkan kekuatan untuk mengabulkan usul pelaku kungkum ibarat yang konon diceritakan banyak orang. Bila ditarik garis sejarah, mungkin saja masih bekerjasama dengan laris kungkum yang dilakukan oleh Bagus Burhan atau Ronggowarsito III.

Menurut dongeng ketika Bagus Burhan masih kecil ia dikirim oleh ayahnya R.Ng. Yasadipura II atau R.T Sastranegara untuk belajar problem agama dipondok pesantren ke daerah Ponorogo yang dipimpin oleh Kyai Imam Besari tetapi justru bukan menuntut ilmu Bagus Burhan malah menyukai perbuatan maskiat ibarat judi dan langgar ayam.

Singkat dongeng melihat kelakuan muridnya Kyai Imam Besari lalu meminta petunjuk kepada Tuhan hingga karenanya cara yang dilakukan Kyai Imam selain tetap mengajarinya mengaji Burhan Juga diminta untuk tapa laris kungkum selama 40 hari. Terkait apakah ada kekerabatan perihal laris kungkum tersebut hingga ketika ini belum ada sejarah yang mengungkapnya.

Dalam satu daerah wisata Umbul Penging terdapat beberapa umbul. 500 meter dari Umbul Pengging terdapat Umbul Sungsang, umbul ini berdampingan dengan Mesjid Ciptamulya. Menurut sejarah Mesjid Ciptamulya didirikan oleh Pakubuwono X yang lalu diselesaikan pada 1908 M konon mesjid ini merupakan pemindahan jemaah Mesjid Karangduet ke Mesjid Ciptamulya yang menjadi cikal bakal dukuh tersebut disebut Ngaliyan dalam wilayah Desa Bendan Banyudono.

Setelah Raden Ng. Yasadipura I beserta Keturunanya yaitu R.Ng Yasadipuro II (R.Ng. Ronggowarsito I) meninggal dan dimakamkan di belakang Mesjid Ciptamulya lantas kompleks tersebut disebut Astana Luhur  yang sering diziarahi Paku Buwono IX maupun X.

Sebagai salah satu bentuk penghormataan terhadap jasa-jasa Trah Yasadipura, Pakubuwono X membangun pessanggrahan Ngeksi Purna di Pengging Boyolali dimana terdiri dari Mesjid Ciptamulya, Kompleks makam Yasadipura dan Umbul Pengging yang saling terkait dekat dalam pembentukan masyarakat serta peradaban Boyolali hingga ketika ini.
Sumber : www.boyolalikab.go.id, harianjoglosemar.com, www.andreasrio.com
0 Komentar untuk "Wisata Umbul Pengging Boyolali"

Back To Top